ya...saya mengawali awal tahun dengan perjalanan yang sangat menyenangkan,
Hari ini kamis terakhir di bulan Januari, tepatnya tanggal 31 Januari 2013,
Pagi ini adalah hari kedua saya berada di Nanggroe Aceh Darussalam. Sejak saya membuka mata tadi pagi, saya menghirup udara yang jelas berbeda dari biasanya, udara yang penuh dengan kebahagiaan.
Okey..pagi ini saya di ajak oleh abati (red.ayah) untuk menemaninya ke salah satu perguruan tinggi negeri di kota Banda Aceh, dan tidak ingin melewatkan satu kesempatan yang jarang sekali terjadi, saya pun mengajak ummi (red.ibu) saya untutk ikut bersama kami, awalnya ibu saya menolak, karena memang kondisi beliau yang sedang kurang sehat, tetapi saya ingin sekali jalan-jalan bersama-sama, akhirnya beliau pun sepakat untuk ikut dalam perjalanan ini.
Sepanjang jalan kami melihat pemandangan yang menyenangkan, sampai di satu sudut jalan di daerah Simpang Mesra, saya melihat sebuah tugu dengan lambang pena yang cukup besar.
Tugu itu punya kenangan tersendiri untuk saya dan mengingatkan kembali ke masa kecil dimana ayah saya sering mengajak saya ke Darussalam dan melewati tugu pena ini, hanya tugu pena itu lah yang saya ingat jelas dan sekarang sudah tampak lebih bagus dan terawat daripada sebelumnya.
Semakin mendekat ke tugu pena, semakin kenangan masa kecil itu terbayang jelas di fikiran saya..
banyak yang sudah berubah rupanya, tapi tetap indah, bagi saya kota Serambi Mekkah ini tetap kota terindah, kota dimana pertama kalinya saya mulai melihat dunia.
Beberapa saat setelah melewati tugu pena, sampailah kami di Kampus IAIN Ar-Raniry, yang sekarang beralih menjadi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. UIN Ar-Raniry adalah satu-satunya Universitas Agama Islam Negeri yang ada di Banda Aceh, letaknya bertetangga dengan Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), UNSYIAH juga merupakan Universitas Negeri terbaik di kota Banda Aceh. Senang rasanya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke 2 Universitas terkemuka di Nanggroe Aceh Darussalam ini.
Sepintas, gedung-gedung di UIN Ar-Raniry ini serupa dengan kampus saya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tetapi ada beberapa perbedaan yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Terlihat beberapa mahasiswa sibuk wara-wiri, kampus ini benar-benar kental dengan nuansa Islami.
Usai berjalan-jalan mengelilingi kampus, ayah saya mengajak kami ke salah satu pantai di daerah Krueng Raya. Sebenarnya perjalanan ini tidak direncakan sebelumnya, tapi untuk mengisi kekosongan sebelum menjemput adik saya pulang sekolah, kami memutuskan untuk rehat sejenak ke pantai.
Perjalanan yang cukup singkat untuk menjangkau pantai di daerah Krueng Raya.
Kami pun segera menuju pondokan kecil untuk beristirahat dan menikmati suasana pantai.
Cukup sepi suasananya, mungkin karena masih siang, cuaca pun cukup terik, tapi tidak mengurangi keindahan pantai tersebut.
Ingin rasanya setiap hari saya mengunjungi pantai ini, tenang dan tidak terlalu ramai, suasananya membuat saya tidak ingin meninggalkan kota Banda Aceh.
Tidak hanya saya yang mencoba mengabadikan keindahan pantai ini dengan beberapa jepretan kamera, ayah dan ibu saya pun tidak ketinggalan mengabadikan moment terindah agar suatu saat bisa mengulangnya kembali dalam ingatan.
Tidak terasa waktu menunjukkan tengah hari, dan Adzan Dzuhur pun berkumandang dan memanggil kami untuk segera mencari mesjid terdekat, dan kami pun beranjak untuk melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah di sebuah mesjid yang tidak jauh dari pantai. Usai shalat, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah Ramza (adik saya) untuk menjemputnya dan makan siang bersama.
0 komentar:
Posting Komentar